Sebuah kisah, kiranya menambah pengetahuan para Ibu dimanapun berada.
Saya ingin tahu juga apakah ada yang pernah mengalaminya??
Tanggal 15 November 2013, aku masuk ruang operasi setelah melakukan test darah, test alergi dan konsultasi medis dan yg berhubungan dengan anastesi untuk Operasi Cesar melahirkan anakku si kembar.
Semua berjalan dengan lancar, badanku aku legkungkan dan bius di suntikkan ke tulang belakang ku.
Proses pengeluaran bayi terbilang lancar meskipun terbilang epic, ku ingat dokter yang mengoperasi ku sambil menyanyi - nyanyi mengeluarkan bayi-bayiku.
karna setiap kali cesar, biasanya saya pasti sesak dan mual.
anak pertama di keluarkan beratnya 2.4 kg, dan selisih waktu 3 menit lagi anak kedua ku berhasil di keluarkan, dengan BB 2.36 kg
Lancar semuanya...
Setelah semua selesai, bekas bedah di tutup, ada yang aneh... aku bisa menggerakkan jempol kaki ku, lalu aku di dorong ke ruang penghangat, kaki ku sudah bisa di gerakkan.
Tanyaku kepada 2 orang suster yang mau menghangatkan ku dengan selimut hangat khusus di sana " Suster, kok saya udah bisa menggerakkan kaki saya ya?? baru aja selesai di di jahit ini?"
kulihat mereka sih saling memandang , dan bilang "ga apa apa bu, ibu istirahat aja dulu ya". sambil memberes bereskan selimutku.
Aku sedikit tenang sambil berharap tidak akan terjadi apa apa, tapi kok terasa perih sekali di perutku, dan kaki ku sudah bisa bebas bergerak, tapi aku takut menggerakkannya, karna setiap kali bergerak, perutku sangat perih dan sakit dan ngilu.
Gak sampai 5 menit lagi, sakitnya meradang, sangatttttt sakit dan perihh , tepat di bekas luka cesarku itu, meradang sampai kesemua tubuh.
Suster ku panggil, dan mereka cepat cepat membawa aku ke ruang perawatan.
Semuanya tambah sakit, perihhhhhhh , sakittttt sampai ke ulu hati dan sampai ke ubun ubun, saya sudah banyak mengalami sakit, tapi sakit nya ini luarrr biasa, tidak tertahankan, mau menjerit tapi tidak bisa, aku hanya meraung raung sambil menahan perutku agar gak bergerak, sambil aku menyumpal mulutku dengan selimut agar aku bisa menggigitnya.
Akhirnya aku diberi obat penenang, entah apa.. tapi sedikitpun tidak ada pengaruhnya, lalu di tambahkan dosis obat penghilang rasa sakit tapi ttp nihil, demi dewa...SAKITTTTTTTTT dan PERIHHHHHH
luarr biasa, seperti di sayat sayat perutku ( ya iyalah, emang perut habis di belah belih hiks ), tambah menit tambah sakit, aku meraung raung lebih dari 1 jam, lalu setelah konsultasi lagi ke dokter, akhirnya aku di beri Morfin, gak tau dosisnya berapa, tapi.........sakit ku tetap tak berkurang, tetap sakittt , aku meraung raung antara sadar atau tidak, yg pasti ketika aku sadar, yang terasa hanya sakitttttttttt..........3 jam berlalu, sakit tetap meraja lela, dan selimut tetap sambil menggigit selimut.
Keluargaku cemas semua, suamiku , Bapak ku, sampai mertuaku pun kulihat menangis tak tega melihat penderitaan ku.
Akhirnya aku mendengar adikku bertanya dengan nada agak besar ke suster " suster, tolong lah di cek dulu ini, mana pernah ada begitu habis melahirkan!!, ini anak ke tiganya, dia tidak pernah begini !"
Suster-suster itu lalu panik, dan adikku terus mendesak supaya segera di panggil dokternya, agar bisa langsung di lihat keadaanku.
Tak lama kemudian, dokter kandungan ku datang , dan keluarga menanyakan " dokter, tolong lah, kenapa masih kesakitan terus dia?" ( gak ingat siapa yg nanya ), lalu dokternya bilang " Bu, kalau misalkan ada perang, dan tentara kena tembak atau kena bom, obat yang ibu pakai ini lah yang di pakai untuk mengoperasinya"
"Tapi dokter, kenapa tidak berkurang sakitnya?? " kenapa begitu selesai di tutup cesarnya, dia langsung sadar total, dan sudah tidak ada sisa obat biusnya?? :
ku ingat mertuaku berkata kepada dokter "tolonglah dokter, menantu ku ini, kasihan sekali, gak kuat kami melihatnya'" ( sambil ibu mertuaku ter isak menangis)
dokternya bilang " ya sudah , nanti kami kasi lagi obat untuk mengurangi sakitnya "
sambil dokter nya pergi.
Tak lama kemudian, datang suster membawa entah apa, apakah sabu tempel atau apalah, sejenis narkoba tempel. Lalu di tempelkan di lengan atas ku...entah apa pengaruhnya aku tak tau.
Aku tetap meraung raung dan menggigit selimut di situ terus menerus, sampai jam ke 5 atau ke enam, sakitnya sudah mulai mengurang.
Aku mendengar mungkin adikku marah ke susternya, penasaran kenapa bisa saya begitu , tanya nya " suster! apa yang sebenarnya terjadi sama kakak ku, kenapa bisa begitu dia, sampai mau mati begitu!!"
"Biasanya kalau sakit begini, pasti ada yang tinggal, apakah itu gunting, benang, atau kain atau apa!!, kalau sampai terjadi apa apa dengan kakak ku, kalian semua akan kulaporkan!"
mungkin susternya gondok, takut atau bagaimana, terus menerus menelepon Dokter kandungan ku, lalu berkata " ya iyalah bu, karna di rahim ibu itu ada kain yang ketinggalan "
lalu adikku dan yang lain terkejut, begitu pun aku " Apa maksudnya itu? ketinggalan kain di dalam rahim ??? jelaskan dulu!!"
Di jawab suster " iya bu, itu memang di tinggalkan oleh dokternya "
"Apa sudah pernah ada orang lain yang pernah kalian buat begitu??? kenapa bisa begitu........dan seterusnya ..." sampai si suster itu keluar. Aku kurang paham apa maksud nya si suster itu lah pokoknya
Aku hanya bersyukur pada Tuhan, sakit luar biasa itu sudah pergi, namun ada satu masalah, kepalaku serasa terbang terbang... antara sadar dan tidak , telingaku berubah jadi telinga ultra sonic, alias tidak bisa bising, orang main keypad hape aja , serasa ributt..., dan ribut, suara orang jalan ribut...pokoknya seperti ada toa di dalam telingaku. Mungkin akibat pengaruh Morfin, obat penenang atau sabu tempel atau apalah itu namanya .
Akhirnya malam tiba, ke esokan paginya, aku minta suster membuka kateter ku, dan aku mulai belajar duduk, semua lancar, meskipun sakittttnya tetap luar biasa setiap kali bergerak.
Sekitar Jam 11 pagi, aku sudah bisa berdiri dan berjalan ke toilet.
Saat buang air kecil , maaf ada kain yang menggantung, dan ketika ku tarik pelan, tidak bisa... aku tarik kuat tetap tidak bisa, sampai teraa sakit dan oyong.
Akhirnya aku kembali ke tempat tidur, sambil deg deg an, khawatir dan takut "apa itu tadi fikirku , aduhhh....aduhh...apa itu tadi"
Gak lama kemudian, datang lah dokterku untuk visit, lalu kuceritakan apa yang baru saja ku alami dan lihat di kamar mandi dengan takut dan panik , lalu katanya " iya bu, makanya ini saya datang sekarang, mau ambil itu kain nya" ( sambil menutup tirai tempat tidurku, dan memakai sarung tangan.
Aku tidak paham maksudnya, lalu aku di suruh berbaring dgn posisi melahirkan, dan katanya " bu, saya mau mengambil kain yang di tinggal di rahim ibu ya "
WHATTT!!! aku kaget setengah mati, dan masih dalam keadaan kaget itu dokter langsung menarik "kain kasa" itu langsung seperti tarik tambang, sekuat tenaganya..
dia berusaha mengalihkan perhatianku, dengan bertanya yang lain - lain, seperti "Ibu sudah sarapan tadi?? ( sambil tangan menarik kain kasa itu) tapi bagaimana bisa?? batinku dan jiwa ku dan tubuhku sepertinya tidak menerima kenyataan itu.
Apakah kalian bisa membayangkan, kalau ada kain kasa, di gulung, dan di tarik dari lubang?? pastinya kain kasa yang tinggal di dalam rahimku itu berputar putar saat di tarik, sakitnya luarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr biasa, aku tidak bisa menahan jeritanku, sekuat kuarnya aku menjerit, dan batinku serasa menolak hal itu.
Dokter terus menarik kain itu, mungkin ada beberapa meter, karna lebar kain kasanya kalau gak salah 8 cm... sampai tarikan yang terakhir..keseluruhannya adalah SAKITT LUARR Biasa yang kurasakan, dan kulihat kain kasa itu setumpuk sebesar 2 kepalan tangan bapak-bapak, dan berlumur darah pastinya.
Aku terdiam.........bathin ku masih tidak bisa menerima kenyataan yang kurasakan sejak kemarin mulai masuk ke ruang operasi.
aku menangiss....pastinya karna KESAKITAN ..perihh...ngilu dan STRESS
Tpi semua berlalu ketika kulihat kedua bayiku si kembar yang begitu lucu dan ganteng nya...
Terimakasih TUHAN atas semua nya yg ku rasakan ...
terbayar sudah....
Semua berkat pertolongan Tuhan semata.
Tapi ada alasanya ternyata..mengapa hal itu di lakukan...kami tidak mau memperpanjang masalah itu disaat itu...
Point permasalahan:
1. Dokter anastesi sangat ceroboh dalam menentukan takaran obat bius untukku, sehingga sesaat setelah bekas cesar ku di tutup, pengaruh bius langsung habis sehingga sakit luar biasa yg saya rasakan. ( di tambah ada kain kasa di dalam rahim)
2. Kain kasa di tinggal di rahim, dan di ambil ke esokan harinya
Apakah dengan sengaja atau tidak, dokter kandungan meninggalkan kain kasa di dalam rahimku??
Kalau dengan sengaja, mengapa dokter dan suster atau siapa saja tidak memberitahukan hal itu kepada saya atau keluarga.
Kalau tidak sengaja....alangkah mengerikan.
catatan:
Kelahiran anak kembar ku ini adalah kelahiran anak ke - 3.
Semua dengan cara Cesar / Operasi.
Dan saat itu juga sekalian saya Steril ( ikat rahim, katanya dokter)