Tak Disangka Kebiasaan Sepele Ini Menyebabkan Rahim Kamu Harus Diangkat Bahkan Menjadi Tumor

Fibroid atau uterine fibroid adalah tumor jinak yang tumbuh di dalam rahim. Umumnya ditemukan pada wanita usia 30-50 tahun. Mereka terbentuk dari sel-sel yang membentuk otot dinding rahim. Tumor rahim biasanya berukuran sebesar biji kacang polong, namun juga bisa membesar hingga seukuran bola.

Meskipun tidak meningkatkan risiko kanker dan tidak mempengaruhi kesuburan, tumor rahim bisa menekan saluran tuba sehingga mempengaruhi implantasi telur yang dibuahi. Selain itu dapat juga menekan usus dan kandung kemih.

Beberapa tumor rahim dapat tumbuh sedikit demi sedikit dari waktu ke waktu dan banyak wanita yang tidak menyadarinya. Hal ini menyebabkan ukuran tumor sudah sangat besar saat pertama kali diketahui. Jika kamu mempunyai ukuran tumor yang sangat besar atau mengalami perdarahan berat, mungkin histerektomi (operasi pengangkatan rahim) disarankan.

Terlebih, jika jika tidak ingin punya anak lagi. Tumor rahim merupakan alasan paling umum wanita untuk melakukan histerektomi.
Penyebab Munculnya Tumor Rahim Penyebab utama yang harus diperhatikan seperti yang dikutip dari silahkanshare.blogspot.com:

1. Kebiasaan makan yang buruk
Kebiasaan makan yang tidak baik dapat meningkatkan kemungkinan tumor rahim. Banyak wanita yang tidak suka makanan yang berlemak, namun hal ini mudah mengalami ketidakseimbangan gizi dan vitamin yang akan meningkatkan sensitivitas otot rahim terhadap estrogen dan lebih mudah menyebabkan tumor rahim.

2. Terlalu sering menggunakan pil KB
Komponen utama pil kb adalah estrogen dan progesteron. Terlalu sering menggunakan pil KB dapat menyebabkan gangguan metabolisme hormon yang menyebabkan munculnya tumor rahim. Selain itu, pil KB juga dapat meningkatkan risiko trombus ( penyakit terhentinya pembuluh utamayang berfungsi menghantarkan O2 ke otot jantung.) pada wanita. Oleh karena itu, sebaiknya pilihlah metode kontrasepsi lainnya.

3. Depresi dalam jangka waktu yang panjang
Depresi juga bisa berunjung terjadinya tumor rahim. Kondisi edokrin dan emosional memiliki hubungan yang sangat erat, sehingga stres mental dan depresi retan muncul penyakit gangguan endokrin pada wanita. Selain itu, sekresi estrogen juga meningkat, yang akhirnya meningkatkan risiko tumor rahim dan penyakit payudara.

4. Kehamilan
Munculnya tumor rahim juga ada hubungannya dengan kehamilan prematur atau hamil banyak anak. Jika ketika masa hamil sudah memiliki tumor rahim, maka kadar estrogen selama kehamilan akan meningkat dan mempercepat pertumbuhan tumor rahim.

5. Kebiasaan hidup yang buruk
Merokok, minum bir, begadang dan kebiasaan buruk lainnya juga dapat mempengaruhi kondisi endokrin. Kebiasaan-kebiasaan seperti ini akan mengakibatkan imunitas tubuh rendah dan menyebabkan penyakit ginekologis.
Gejala Tumor Rahim
1. Keputihan bertambah
Semua penyakit ginekologi dan keputihan memiliki hubungan tertentu. Pasien dengan tumor rahim pada saat yang bersamaan dapat menyebabkan varises rahim dan infeksi, sehingga sekresi cairan dan keputihan pada vagina akan bertambah, terkadang ada bau.

2. Darah saat menstruasi bertambah
Ketika tumor pada rahim terus membesar, volume rahim juga akan membesar. Hal ini dapat menganggu fisiologis normal pada rahim.

3. Merasakan nyeri saat menstruasi
Pasien akan merasakan nyeri saat haid karena tumor dapat menekan saraf.
Jika kamu merasakan beberapa tanda atau gejala seperti di atas sebaiknya segera lakukan pemeriksaan agar bisa dengan mudah disembuhkan sejak dini dan tidak menyebabkan infertilitas pada wanita, keguguran, sering buang air kecil atau bahkan kanker rahim yang lebih ganas.
Hal yang Harus Diperhatikan
Meskipun tumor rahim tidak berbahaya, namun numah menyebabkan komplikasi. Jika pada keawalan hamil pasien memiliki tumor rahim, maka tidak memungkinkan implantasi telur dan pertumbuhan. Risiko keguguran adalah 2-3 kali lipat dari non-pasien. Jika harus aborsi pun tidak dapat sepenuhnya karena akan mengakibatkan lebih banyak pendarahan.

Jika tumor rahim tumbuh pada pertengahan kehamilan, maka tumor akan menganggu aktivitas janin dan malposisi janin. Hal ini akan menyebabkan anak lahir prematur.

Oleh karena itu, bagaimanapun juga, wanita tetap harus periksa secara teratur setiap tahunnya. Semoga artikel ini bermanfaat yah!

Sumber : Wajib Baca